Tuesday, December 4, 2012

Film: Surprise...

Surprise...
  

 Surprise... Ketika ketakuan membawa petaka
 
Senja itu, sepulang kuliah, Alvin berjalan menelusuri jalan yang sepi seorang diri menuju sebuah rumah kontrakan yang Ia tempati bersama kawannya. Sesampai di kontrakan, Alvin melihat rumah masih dalam keadaan gelap. Mungkin temannya itu belum pulang kerja. Alvin memasuki teras, membuka sepatunya, mengambil kunci di dalam sakunya, lalu membuka pintu, kemudian menyalakan lampu.


Setelah meletakkan tas dan buku di kamarnya, Ia menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Alvin menanggalkan pakaiannya dan menyalakan keran air.


Samar-samar, Ia mendengar suara pintu yang terbuka. Ia pikir temannya sudah pulang. Alvin mecoba menyapanya dari balik kamar mandi, tapi yang terdengar hanyalah suara langkah kaki yang seakan-akan pergi menjauh. Mungkin itu hanya halusinasinya saja. Ia pun melanjutkan mandinya sampai selesai.


Waktu menunjukkan pukul 8 malam. Tampaknya teman kontrakannya itu tidak pulang, mungkin Ia lembur kerja, pikir Alvin. Malam ini seperti malam yang biasa. Alvin pun mengerjakan tugas kuliah yang tidak sempat Ia selesaikan di kampus tadi. Dia kemudian menyalakan laptopnya, dan mulai mengerjakan tugasnya.


Alvin pun mulai mengantuk. Secangkir kopi nampaknya ide yang bagus untuk menemaninya belajar. Alvin pun berjalan menuju dapur untuk membuat kopi. Seketika Alvin melihat jam dinding, ternyata sudah jam 11 malam. Tak terasa sudah hampir larut malam, dan temannya belum pulang juga. Selesai membuat kopi, Alvin membawa secangkir kopi itu ke tempatnya belajar.


Untuk menghilangkan kejenuhan, Alvin membuka layar Facebook. Dia melihat status-status dan foto-foto yang ada di tampilan berandanya. Kemudian membaca status temannya,

“Malam Jumat Kliwon, tanggal 13, malam bulan purnama pula! Di pojok kamar ada bayangan orang tinggi gede! Dan gua di kamar sendirian, TAKUUUT!!! :’(“


Seketika itu, pikiran Alvin menjadi sangat paranoid. Diselimuti oleh ketakutan yang mencekam. Alvin mencoba untuk tidak takut dan memejamkan kedua matanya. Ketika Ia membuka mata, Dia mendengar suara langkah kaki yang berjalan ke arah kamarnya.


Suara langkah kaki itu mulai mendekat, sangat dekat. Alvin pun mengambil sebuah pisau, hasil dari reaksi ketakutannya. Tiba-tiba, ada suara yang mengetuk pintu masuk kontrakannya. Alvin tercengang dan diam ketika ketukan pintu itu semakin keras.


Dia membuka pintu dengan gemetar. Ketika pintu terbuka, secara tak sadar dan spontan, Alvin menancapkan pisau yang ada di genggaman tangannya ke arah sosok yang ada di balik pintu.


Ternyata, itu bukan hantu. Sosok itu adalah kekasih Alvin yang membawakan kue ulang tahun untuknya, dan sosok itu kini telah berlumuran darah. Alvin sendiri yang telah membunuhnya. Dia hanya bisa menyesali kepergian orang yang sangat Ia sayangi.



No comments:

Post a Comment

Menu

Recent Post


ShoutMix chat widget