Pagi ini, final Eropa League berlangsung Chelsea kontra Benfica di Stadion Amsterdam Arena, Belanda.
Seperti yang kita ketahui, Chelsea sebagai jawara UCL musim lalu tersingkir dalam fase group hingga terpaksa masuk ke kasta selevel lebih rendah dari UCL, yakni Europa League.
Langkah Chelsea dalam EL ini tergolong melaju mulus, meski ada beberapa
batu kerikil kecil menghadang namun dengan bekal pengalaman yang ada,
membuat Chelsea berhasil menapaki final yang mempertemukannya dengan
Benfica.
Pertandingan pun dimulai tanpa didampingi kapten John Terry akibat
cedera, sehingga Lampard menggantikannya sebagai kapten. Di babak
pertama, Chelsea terlihat bermain menyerang, akan tetapi Benfica
menyusun taktik bertahan yang cukup ketat sehingga hanya terlihat
beberapa kali Chelsea berhasil memasuki kotak penalti, tapi masih dengan
mudah dihadang oleh pasukan merah Benfica.
Benfica sendiri melancarkan serangan yang cukup mumpuni, yang membuat barisan pertahanan Chelsea ketar-ketir dibuatnya. Beberapa peluang manis nyaris bersarang di gawang Cech, namun masih bisa terselamatkan. Babak pertama yang berlangsung a lot berakhir dengan skor kaca-mata.
Di babak ke dua, nampak Benfica mengganti beberapa pemain untuk menyusun
strategi baru. Namun tidak untuk Chelsea, mereka tidak banyak melakukan
perubahan pemain, hanya sedikit taktik yang tepat untuk bermain apik.
Kemelut datang bertubi-tubi ke gawang Cech, berbagai sepak pojok dan
free kick menghiasi kaki benfica. Pemain Chelsea nampaknya “gregetan”
yang notabane adalah pemain muda. Hal asil, kartu kuning pun melayang
untuk para pemain Chelsea.
Di tengah kemelut yang ada, dengan memanfaatkan serangan balik, tak
disangka pemain bernomer punggung 9 ini membawa bola dengan tenang,
setenang air di sungai. Melewati hadangan Benfica, dan meloncati sang
penjagal gawang, dengan ketenangannya Torres berhasil melesatkan bola ke
gawang Benfica. 1-0 Chelsea unggul.
Pendukung Chelsea dapat bernafas lega, ingin sekali pelut segera dibunyikan, namun nafas lega ini hanya bertahan sesaat. Akibat handsball pemain Chelsea di kotak 12, Benfica pun berhasil memanfaatkan kesempatan emas ini untuk melesatkan goalnya ke gawang Petr Cech yang salah menebak arah bola. Skor 1-1 membawa kesempatan menjadi berimbang.
Waktu bergulir dengan cepat, tak terasa waktu sudah berada di menit ke
86, dan tampaknya skor ini akan dilanjutkan ke babak tambahan. 3 menit
tambahan waktu sudah cukup untuk membawa Chelsea kembali unggul lewat
sepak pojok dan sundulan Ivanovic yang akurat tak mampu terbendung.
Chelsea unggul 2-1.
Tapi, ini bukanlah akhir dari permainan, Benfica masih juga bersikeras
untuk memenangkan pertandingan, tak terlihat raut putus asa dalam diri
mereka. Pasukan merah kembali membuat kemelut di kotak penali Chelsea.
Jika saja The Blues sudah terlena dengan bau kemenangan, bisa saja
Benfica menyamakan kedudukan dengan mudah. Untungnya para pemain Chelsea
dengan sigap mematahkan goal yang sangat mungkinkan untuk bersarang
kembali ke gawang Cech.
Akhirnya, peluit panjang dibunyikan. Chelsea membuka puasa gelarnya musim ini dengan menjuarai Europa League untuk pertama kalinya. Raut kecewa sudah pasti terlintas di kubu Benfica. Hal yang kontras dengan para The Blues dan para pendukungnya.
Memang, atmosfir Europa League tidak semistis Uefa Champion League. Ya,
tentu saja ada yang kurang. Tidak ada theme song UCL yang membuat bulu
kudung merinding. Chelsea menaiki satu-persatu tangga juara. Dan ketika
pengangkatan trophy, raut bahagia terpancar dari mereka. Mungkin hanya
perasaan saja, mereka sepertinya kurang antusias. Tidak seperti ketika
UCL lalu, yang membuat haru akan perjuangan bertahun-tahun untuk
mendapatkan tropi caplang ini.
Dengan tropi Europa League ini, Chelsea menjadi tim pertama yang berhasil mengawinkan gelar UCL dan EL pada musim berturut-turut. Chelsea juga berhasil menjadi tim pertama dan menjadi klub keempat dari keseluruhan yang mendapatkan 3 tropi yang dipertandingkan UEFA, yakni Uefa Champions League, Europa League, dan Cup Winners.
Sekali lagi, Chelsea berhasil membirukan Amsterdam Arena, dibawah
pasukan Rafael Benites, yang akan menutup karirnya di Chelsea musim ini.
Today is a Blue day.. Our glory day :)
Keep The Blue Flags Flying High!
Seperti yang kita ketahui, Chelsea sebagai jawara UCL musim lalu tersingkir dalam fase group hingga terpaksa masuk ke kasta selevel lebih rendah dari UCL, yakni Europa League.
foto: bola.kompas.com
foto: bola.kompas.com
Benfica sendiri melancarkan serangan yang cukup mumpuni, yang membuat barisan pertahanan Chelsea ketar-ketir dibuatnya. Beberapa peluang manis nyaris bersarang di gawang Cech, namun masih bisa terselamatkan. Babak pertama yang berlangsung a lot berakhir dengan skor kaca-mata.
foto: OFFICIAL CHELSEA FC SUPPORTERS CLUB INDONESIA
foto: bola.kompas.com
Pendukung Chelsea dapat bernafas lega, ingin sekali pelut segera dibunyikan, namun nafas lega ini hanya bertahan sesaat. Akibat handsball pemain Chelsea di kotak 12, Benfica pun berhasil memanfaatkan kesempatan emas ini untuk melesatkan goalnya ke gawang Petr Cech yang salah menebak arah bola. Skor 1-1 membawa kesempatan menjadi berimbang.
foto: bola.kompas.com
foto: OFFICIAL CHELSEA FC SUPPORTERS CLUB INDONESIA
Akhirnya, peluit panjang dibunyikan. Chelsea membuka puasa gelarnya musim ini dengan menjuarai Europa League untuk pertama kalinya. Raut kecewa sudah pasti terlintas di kubu Benfica. Hal yang kontras dengan para The Blues dan para pendukungnya.
foto: bola.kompas.com
Dengan tropi Europa League ini, Chelsea menjadi tim pertama yang berhasil mengawinkan gelar UCL dan EL pada musim berturut-turut. Chelsea juga berhasil menjadi tim pertama dan menjadi klub keempat dari keseluruhan yang mendapatkan 3 tropi yang dipertandingkan UEFA, yakni Uefa Champions League, Europa League, dan Cup Winners.
foto: bola.kompas.com
Today is a Blue day.. Our glory day :)
Keep The Blue Flags Flying High!
No comments:
Post a Comment